Berjuang dengan Kain Tenun, Intan Nur Fitriana Juarai Indonesia Flobamorata Fashion in Town
- Juni 29, 2024
- by
- Explore UNIPA
Jakarta, 29 Juni 2024 — Intan Nur Fitriana, mahasiswi Tata
Busana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (Unipa), mencatat prestasi gemilang
dengan meraih posisi Runner-Up 1 dalam kompetisi bergengsi Indonesia
Flobamorata Fashion in Town (IFFT). Ajang ini mempertemukan desainer dari
berbagai kalangan, termasuk pengrajin kain tenun Nusa Tenggara Timur (NTT),
yang menjadi tema utama dalam kompetisi tersebut.
Dengan semangat yang tinggi, Intan memilih untuk mengikuti kompetisi ini sebagai bagian dari tekadnya untuk tidak berhenti berkarya. Baginya, ikut serta dalam kompetisi setiap tahun adalah cara untuk terus mengembangkan skill dalam bidang fashion design dan menjahit. "Aku nggak mau setahun lewat tanpa ada tantangan baru, jadi setiap tahun minimal aku harus ikut satu kompetisi," ungkapnya. Pilihan jatuh pada IFFT karena kesempatannya untuk bereksperimen dengan kain tenun, bahan khas Indonesia yang punya keunikan tersendiri.
Kemenangan Intan dalam kompetisi ini menjadi pencapaian luar
biasa, mengingat persaingan di IFFT tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi
juga desainer profesional dan pengrajin dari berbagai daerah. Tantangan
terbesar baginya adalah merealisasikan desainnya yang berbahan tenun, yang
memerlukan ketelitian tinggi dalam memotong dan menyusun motif. “Tenun itu
seperti batik, harus benar-benar pas motifnya. Kalau nggak tepat, hasilnya bisa
jelek,” ujarnya sambil menceritakan perjuangannya menghadapi keterbatasan
fasilitas dan anggaran.
Tahap pertama kompetisi ini adalah pengiriman desain. Dari ratusan peserta, hanya 15 desain terbaik yang dipilih untuk direalisasikan menjadi pakaian. Intan berhasil masuk ke dalam daftar tersebut dan harus mewujudkan tiga desainnya. Ia menghabiskan banyak waktu di laboratorium jahit kampus untuk menyelesaikan pakaian tersebut, karena saat itu belum memiliki mesin jahit pribadi. Tantangan lain yang dihadapi adalah keterbatasan dana. Bahkan, Intan sempat harus membatalkan tiket pesawatnya ke Jakarta demi membeli kain tambahan untuk penyelesaian desainnya.
Meski tidak diwajibkan hadir langsung di Jakarta, Intan
akhirnya memutuskan untuk hadir setelah mendapat dukungan penuh dari dosen dan
pihak prodi. Salah satu dosen, Bu Poppy, membantu meminjamkan uang untuk
transportasi, sementara prodi mengganti biaya tersebut setelah Intan mengajukan
bantuan dana secara mendesak. "Awalnya aku rencana kirim baju aja tanpa
datang, tapi Bu Poppy bilang sayang kalau nggak hadir sendiri, apalagi aku
harus presentasi," jelasnya.
Kehadiran Intan di Jakarta tidak hanya menambah
pengalamannya di dunia fashion, tetapi juga mempertemukannya dengan berbagai
desainer dan pengrajin tenun dari seluruh Indonesia. Ia berbagi banyak cerita
dengan sesama peserta, termasuk dari universitas-universitas lain dan para
profesional yang hadir atas nama pribadi maupun brand. Relasi yang terbangun
dari ajang ini menjadi salah satu hal berharga yang diperoleh Intan selain
kemenangan.
Dengan kerja keras, dukungan dari kampus, dan kegigihan
untuk terus berkarya, Intan akhirnya dinobatkan sebagai Runner-Up 1 di IFFT.
Kemenangannya ini bukan hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga
mengharumkan nama Universitas PGRI Adi Buana Surabaya di kancah fashion
nasional.
0 comments:
Posting Komentar